Setiap sekolah mengalami beberapa tingkat penindasan di dalam kelasnya. Walaupun telah banyak usaha yang dilakukan untuk memberantasnya, penindasan akan selalu ada. Akibatnya, setiap siswa perlu mengembangkan keterampilan yang akan menghindarkan mereka dari sasaran para pelaku intimidasi. Berikut adalah keterampilan yang perlu dikembangkan siswa untuk menghindari perundungan (bullying) di sekolah.
Tampil Percaya Diri
Para penindas mencari korban yang menunjukkan ketidaknyamanan, ketakutan, dan rendah diri. Bagaimana sikap si korban, berdiri tegak atau bungkuk, bahkan nada suarapun dapat menandakan bahwa sang korban bisa menjadi sasaran empuk. Terlebih lagi, mengajari korban tampil percaya diri terkadang lebih mudah daripada mengajarinya untuk memberi tahukan siapa pelaku intimidasinya. Beberapa anak tidak memiliki tekad yang kuat dan jika mereka mencoba untuk melawan, mereka hancur.
Melakukan kontak mata
Ajari anak cara melakukan kontak mata yang tegas dan bisa mengirimkan pesan non-verbal yang berbunyi “hentikan.” Ingat, kontak mata mengkomunikasikan kepercayaan diri dan harga diri. Pelaku intimidasi lebih cenderung mundur jika target potensial memandang mereka tepat di depan mata. Biasanya, pelaku intimidasi mencari target yang cemas, tidak aman, dan cenderung menunduk atau menghindari kontak mata.
Buang pemikiran menjadi Korban
Saat korban mengalami ketidakadilan, dia akan mulai merasa tertindas secara kronis. Jika sudah merasa demikian, dia akan bersikap seperti korban. Terlebih lagi, dia akan melihat dunia sebagai tempat yang tidak adil. Pastikan dia tahu bahwa menjadi korban penindasan tidak menentukan siapa dia secara personal. Untuk mencegah anggapan dia sebagai korban, hindari terseret secara emosional ke dalam perasaannya. Hindari rasa simpati. Sebaliknya, bantu dia menemukan cara untuk keluar dari situasi yang menyakitkan itu.
Bersikaplah tegas
Pastikan korban mengetahui perbedaan antara perilaku agresif dan perilaku asertif. Misalnya, orang yang tegas membela hak-haknya dan merasa nyaman membela dirinya sendiri atau orang lain dari ketidakadilan. Mereka menggunakan suara yang kuat dan percaya diri untuk menyampaikan maksud mereka dengan sikap hormat. Sementara itu, orang yang agresif menggunakan kontrol, intimidasi, dan teriakan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Bangun Harga Diri
Harga diri adalah komponen inti dari pencegahan penindasan. Anak-anak dengan harga diri yang sehat lebih merasa percaya diri. Harga diri juga dapat membantu mencegah penindasan. Penindas sering kali mencari sasaran empuk — seseorang yang akan bereaksi terhadap ejekan dan ejekan mereka. Akibatnya, mereka sering menjauhi anak-anak yang merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Anak dengan harga diri yang sehat yang menjadi sasaran para penindas, akan lebih mudah menghadapi penindasan tersebut.
Peliharalah Persahabatan
Penindas mencari siswa yang tidak memiliki teman atau yang terisolasi dari teman-temannya. Siswa yang memiliki teman lebih kecil kemungkinannya untuk di-bully dibandingkan yang sendirian. Bahkan satu teman penting di sekolah dapat sangat mengurangi kemungkinan di-bully. Meskipun dia masih menjadi sasaran perundungan, memiliki teman akan memudahkan mereka mengatasi perundungan jika memang terjadi.
Waspadai Hot Spots Bullying
Pastikan anak Anda tahu ada lokasi-lokasi pengintimidasian di sekolah. Area ini mungkin termasuk ruang ganti, kamar mandi, ruang makan, taman bermain, atau bus sekolah. Bantulah siswa untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi perundungan tersebut. Para penindas cenderung menyerang saat mereka tidak diawasi. Jadi, kuncinya adalah mencoba menghindari area-area itu.
Penindas sepenuhnya bertanggung jawab atas tindakan mereka
Seringkali, korban cenderung menyalahkan diri sendiri saat mereka diintimidasi. Mereka secara keliru meyakini bahwa mereka penyebabnya atau ada sesuatu yang salah dengan diri mereka. Akibatnya, korban sering tidak memberi tahu siapapun tentang penindasan dan mencoba mengubah penampilan atau tindakan mereka untuk menghindari penindasan. Sebaliknya, ajari anak-anak bahwa penindasan adalah pilihan yang dibuat oleh pelaku penindasan. Penindas sepenuhnya bertanggung jawab atas tindakan mereka.