Pembully merupakan istilah bagi mereka yang melakukan pembullyan atau bullying. Bullying dalam bahasa Indonesia artinya adalah penindasan. Penindasan atau Bullying dapat diartikan sebagai bentuk kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan bahkan melukai baik secara fisik maupun secara mental dan ini dilakukan secara terus menerus hingga korban mendapatkan trauma sehingga takut untuk berhadapan dengan pelaku bully.
Pembully tidak pernah melakukan sendiri tindakan pembullyannya karena mereka merasa kuat jika berkelompok. Artinya para pembully adalah orang orang lemah yang hanya berani jika bergerombol, jika mereka ditinggal sendirian atau disuruh by one mereka tidak akan mau, karena kekuatan pelaku bullying adalah teman teman yang sepemikiran untuk melakukan tindakan pembullyan. Adapun beberapa alasan membully dilakukan secara bergerombol adalah karena alasan berikut :
- Merasa memiliki kekuasaan
Kekuasaan menjadi salah satu alasan utama kenapa para pembully sering berkelompok karena sekelompok anak sedang membully, mereka merasa memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada ketika mereka melakukannya sendiri. Dengan membully secara bergerombol, mereka dapat merasa lebih kuat dan merasa bahwa mereka memiliki kendali atas situasi. Bergerombol juga meningkatkan citra bahwa mereka bisa mengatur sebuah kelompok tertentu dengan tangan mereka. Seperti pemuas diri sendiri.
2. Dorongan secara sosial
Dalam situasi yang melibatkan kelompok, anak-anak cenderung mengikuti perilaku yang dianggap normal atau diterima oleh kelompok mereka. Jika sekelompok anak membully, anak-anak lain dapat merasa terdorong untuk ikut serta demi mendapat pengakuan dan persetujuan dari kelompok. Selain itu dalam beberapa kasus anak usia SMP dan SMA masih menganggap bahwa pembullyan adalah tindakan yang memang harus dilakukan guna meningkatkan citra dan sebagai bahan pemberian rasa puas terhadap korban yang menjadi korban pembullyan. Bahkan yang paling mencengangkan beberapa pelaku bully menganggap apa yang mereka lakukan adalah tindakan yang benar, karena mereka merasa terganggu dengan perilaku korban yang mereka anggap merugikan orang lain termasuk dirinya.
3. Kurangnya empati
Anak-anak yang terlibat dalam pembulian sering kali tidak memiliki empati terhadap korban. Dalam kelompok, anak-anak mungkin merasa bahwa tindakan mereka lebih diterima atau tidak terlalu buruk jika mereka melakukannya bersama-sama. Hal ini membuat mereka merasa bahwa tindakan mereka tidak akan berdampak buruk pada korban dan lebih memilih untuk membully secara berkelompok. Ini kembali kepada pola asuh orang tua yang salah atau kurang dalam mendidik anak. Menyakiti orang lain adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Pentingnya meningkatkan empati anak itu adalah sebagai salah satu sarana agar anak tidak menjadi tokoh kriminal di masa depan.
4. Kecemasan secara sosial
Seorang anak yang merasa tidak aman dalam dirinya sendiri atau kurang percaya diri mungkin merasa lebih nyaman membully dalam kelompok, karena merasa bahwa tindakan tersebut akan dilakukan oleh orang lain dan bukan hanya dirinya sendiri. Dalam hal ini, membully secara berkelompok dapat membuat anak merasa lebih aman dan merasa bahwa mereka memiliki dukungan dari orang lain. Padahal dalam kelompok bully, rentan bagi sebuah kelompok akan saling melakukan tindakan yang sama kepada anggota kelompok lainnya bahkan kepada anggotanya sendiri. Ini hal yang biasa terjadi apalagi dalam sebuah kelompok bully, diisi oleh orang orang yang memang merasa mereka adalah orang yang paling berkuasa di kelompok.
Faktanya pelaku bullying bukan orang yang keren
Faktanya pelaku bullying bukan orang yang keren, bukan orang yang akan bisa dibanggakan, bukan orang yang akan di puja puja semua orang dan pelaku bullying bukan orang yang akan dianggap raja dan hebat seperti yang mereka pikirkan selama ini. Pelaku bullying adalah seseorang yang menganggap kekuatan adalah segalanya, padahal didunia ini yang lebih penting itu bukan kekuatan, tapi bagaimana kita menjalin silaturahmi antara satu kelompok orang dengan orang lain. Para pelaku bullying bisa jadi merupakan orang yang hanya mencari perhatian dengan cara yang tidak pantas, atau mungkin dia tidak menemukan cara bagaimana mengekspresikan diri mereka sendiri. Bagi anak usia dini yang menjadi pelaku bullying, cobalah tanyakan alasan kenapa mereka melakukan tindakan seperti itu? Rata rata mereka menjawab karena iseng yang berujung petaka bahkan di keluarkan di sekolah, bisa jadi karena dorongan teman.
Tips paling mudah untuk menghentikan pelaku bullying adalah tinggalkan dan jangan diberikan celah untuk berteman dengan orang seperti itu. Karena senjata utama mereka melakukan pembullyan adalah karena mereka memiliki kelompok yang membenarkan perbuatan mereka. Selain itu juga pelaku bullying pasti akan menyesali semua perbuatannya di masa depan, karena mereka akan kesulitan dalam berbagai macam hal. Bayangkan saja jika di masa depan mereka tidak memiliki pekerjaan dan ternyata teman yang pernah menjadi korban bully adalah orang yang sudah sukses dan memiliki lapangan pekerjaan untuk orang lain. Tidak malu meminta pekerjaan pada orang yang pernah dibully? Maka dari itu yuk sama sama saling menghargai satu sama lainnya. Tindakan kriminal tidak akan membawa kamu ke telaga susu, justru mereka akan membawa kamu ke telaga nanah. Yuk sama sama belajar menjadi orang baik dengan tidak membully.

