Ilustrasi tawuran pada anak remaja

Sistem Poin Pelanggaran, Solusi Terbaik Mengedukasi Anak Bandel

Sistem poin pelanggaran menjadi salah satu nilai lebih dari SMA Al Masoem. Sistem poin pelanggaran merupakan sebuah metode memberikan edukasi kepada anak siswa yang bandel agar bisa menjadi diri mereka yang lebih baik lagi. Sistem poin pelanggaran ini digunakan demi meminimalisir kenakalan anak yang bandel agar mereka tidak melakukan perbuatan mereka lagi tanpa adanya hukuman fisik. Gambaran paling mudah untuk memahami sistem poin pelanggaran ini diibaratkan setiap anak siswa memiliki 100 poin sebagai imun mereka di sekolah dan 250 bagi santri pesantren, setiap mereka melakukan pelanggaran. Poin yang mereka miliki akan berkurang bahkan habis, jika poin mereka habis pilihannya hanya 2, dikembalikan kepada orang tua (Drop Out) atau dipertahankan di Al Masoem dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

Siswa yang di Drop Out

Dalam kasus pertama adalah siswa yang langsung dikembalikan kepada orang tua atau drop out adalah siswa bermasalah yang memang melakukan pelanggaran yang sangat berat. Dalam surat ketentuan dan perjanjian selama sekolah dan mesantren di Al Masoem ada yang namanya tata tertib disana dicantumkan ada beberapa poin yang bisa membuat siswa dan santri langsung dikeluarkan dari sekolah ataupun pesantren seperti pelaku pembullyan, pelaku pemukul pertama dalam perkelahian, Pelaku asusila, Pelaku tawuran atau yang ikut serta dalam tawuran antar sekolah dan yang paling tidak pernah orang tua tahu adalah para pemberi contekan dan mereka yang mencontek selama di sekolah.

3 Alasan Sekolah Mewajibkan Seragam Batik
Siswa pada usia remaja rata rata bandel, tapi ada beberapa siswa bandel karena mencari perhatian dari orang sekitarnya

Adapun beberapa alasan kenapa 5 kriteria itu merupakan masuk ke dalam kriteria yang hukuman yang paling berat :

1. Pelaku pembullyan 

Pelaku bullying tidak akan pernah kami maafkan begitu saja, jika memang ada dan terbukti akan langsung dikembalikan kepada orang tua karena pada dasarnya sekolah merupakan tempat untuk belajar bukan tempat untuk adu kekuatan. Kami sebagai sekolah dan pesantren memberikan edukasi kepada siswa agar mereka mampu menjaga diri mereka masing masing, kami menyediakan CCTV di berbagai sudut, wali santri yang selalu mengontrol kamar santri dan kami juga melakukan usaha rutin yaitu membagi kamar dengan beberapa tingkatan, misalkan untuk lantai pertama khusus angkatan kelas 1 SMA, lantai 2 adalah angkatan kelas 2 SMA dan seterusnya sehingga peminimalisiran dan usaha kami terhadap pembullyan memang sudah termasuk ekstrim tapi jika memang masih ditemukan hal seperti itu kami akan langsung kembalikan kepada orang tua tanpa proses yang panjang.

  1. Pemukul pertama dalam perkelahian

Pemukul pertama dalam perkelahian akan langsung dikembalikan kepada orang tua, alasannya karena mau bagaimanapun mereka yang memukul adalah mereka yang tidak menahan diri mereka sendiri, mereka yang tidak mampu bersabar dan menahan amarah. Begitu juga yang pemicu pertengkaran akan langsung dikembalikan kepada orang tua.

  1. Pelaku asusila

Para pelaku asusila bak itu yang berpacaran tentu saja akan kami sanksi poin, tapi jika mereka hanya ketahuan pacaran dan ketemuan di area sekolah dalam batasan tertentu seperti hanya mengobrol, tanpa ada sentuhan fisik dan berduaan di tempat ramai hanya akan diberikan sanksi poin pelanggaran sedang 60 poin, tapi jika sampai melakukan tindakan asusila maka akan langsung dikembalikan kepada orang tua. 

Ilustrasi tawuran pada anak remaja
Ilustrasi tawuran pada anak remaja
  1. Pelaku tawuran

Sejak berdiri Al Masoem tidak pernah menemukan siswa dan santrinya sebagai pelaku tawuran, karena ada beberapa hal yang menjadi alasannya juga seperti lingkungan yang tidak mendukung kekerasan antar pelajaran dan juga karena aturan yang tegas dari Al Masoem yang siap mengembalikan siswanya kepada orang tuanya jika melakukan tawuran dengan pelajar lain.

  1. Pencontek dan yang memberikan contekan

Yang paling terakhir adalah para pelaku yang mencontek dan yang memberi contekan akan langsung dikembalikan kepada orang tuanya. Alasannya simpel mencontek adalah gerbang utama koruptor. Biang atau bibit bibit koruptor adalah para pencontek di sekolah, oleh karena itu para pencontek akan langsung dikembalikan kepada orang tuanya tanpa ada kata ampun. Konsep ini juga sudah berlaku lama di Al Masoem sehingga banyak siswa yang memang takut dan akhirnya belajar sebelum ujian dimulai.

Siswa yang tidak langsung di Drop Out

Yang unik di sini adalah ada beberapa siswa yang memang memiliki poin pelanggaran hingga 100 poin bahkan lebih tapi tidak dikembalikan kepada orang tua, karena alasan alasan tertentu misalkan melakukan pelanggaran ringan dan sedang beberapa kali tapi mereka menyesalinya.

Melakukan pelanggaran ringan termasuk kedalam pelanggaran yang bersifat manusiawi, seperti kesiangan (hanya 20 poin), baju atau pakaian tidak rapi (20 poin) atau nyeletuk berbicara kasar dapat poin 40. Merupakan sebuah hal yang masih bisa ditoleransi, biasanya mereka yang mendapatkan poin poin yang bersifat berkali kali tapi berhasil menghasilkan penyesalan kepada diri mereka dan berniat tidak akan mengulanginya di kemudian hari maka mereka tidak akan dikembalikan kepada orang tuanya. Paling ada batasan poin tertentu misalkan sudah mencapai 80 poin meskipun karena pelanggaran ringan yang dilakukan berkali kali maka setiap Bulan ramadhan wajib mengikuti Pesantren Kilat Wajib dan kehadirannya dianggap sakral tidak boleh sampai bolos.

Pemutihan poin siswa yang melakukan pelanggaran ringan hingga sedang

Al Masoem memberikan waktu bagi siswa untuk bisa kembali ke fitrahnya atau memiliki imunitas poin penuh kembali selama 1 semester sekali. Jadi misalkan siswa bernama “A” melakukan pelanggaran karena kesiangan pada semester genap, awal semester ganjil poin “A” ini akan kembali menjadi 100 poin imunitas atau menjadi 0 poin pelanggaran lagi. Ini berguna juga ketika di pesantren dengan sistem yang sama. Adapun alasan yang kami lakukan adalah karena sistem poin pelanggaran ini mengikat juga kepada insentif wali santri dan wali kelas. Artinya wali santri dan wali kelas yang membina anak didiknya yang bermasalah akan dikurangi (sistem potong gajI) maka dari itu setiap wali santri dan wali kelas memiliki motivasi sendiri sendiri untuk bisa mengedukasi anak bandel di bawah tanggung jawab mereka agar bisa menjadi anak yang lebih baik lagi.

Sistem Poin Pelanggaran, Solusi Terbaik Mengedukasi Anak Bandel

Sistem poin pelanggaran ini menjadi salah satu solusi terbaik bagi setiap sekolah agar anak yang bandel bisa dikontrol dan bisa diberikan edukasi secara tidak langsung tentang pentingnya attitude yang baik dan attitude yang emang melambangkan seorang siswa sebenarnya. Sistem poin pelanggaran ini juga menjadi solusi bagi sekolah sekolah yang menjadikan pendidikan karakter sebagai salah satu motto dan sekolah ramah anak sebagai nilai jual juga. Karena sistem ini menjadi sistem yang tidak menjadikan hukuman fisik sebagai solusi yang memiliki efek jangka panjang, tidak akan melakukan perlakuan memalukan kepada siswa bandel tentang kesalahan mereka dan sistem poin pelanggaran ini yang membuat siswa mengerti tentang betapa pentingnya pendidikan moral dan karakter tanpa adanya hukuman fisik.