أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
فَاَ خَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَ صْبَحُوْا فِيْ دَا رِهِمْ جٰثِمِيْنَ
“Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 78)
Azab disegerakan untuk umat umat terdahulu, berbeda dengan umat nabi Muhammad SAW
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Setelah mereka menantang Nabi Saleh dengan menuntut azab Allah yang dijanjikan, maka Allah membela Rasul-Nya dan pengikutnya. Ayat ini menerangkan azab Allah yang diturunkan kepada mereka berupa gempa dan petir yang dahsyat yang menggetarkan jantung manusia, menggoncangkan bumi bagaikan gempa besar yang menghancurkan semua bangunan sehingga mereka semuanya binasa. Tentulah petir tersebut tidak seperti biasa tetapi petir yang luar biasa yang khusus ditimpakan kepada mereka sebagai azab atas kedurhakaan kaum tsamud.
Allah SWT menjadikan keberadaan Nabi Muhammad SAW di tengah-tengah umatnya sebagai pemberi rasa aman dari azab dan kebinasaan. Hal ini berbeda dengan apa yang dialami oleh sebagian umat sebelumnya.
Sebagian umat diazab, padahal saat itu nabinya masih hidup. Dan, sebagian lainnya tak dibinasakan.
Allah berfirman dalam surat Al Anfal ayat 33:
وَمَا كَا نَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَ نْتَ فِيْهِمْ ۗ وَمَا كَا نَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
“Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.” (QS. Al-Anfal 8: Ayat 33)
Ayat di atas diturunkan ketika Abu Jahal berkata, “Ya Allah, jika agama Islam ini benar-benar dari sisi-Mu maka timpakanlah hujan batu dari langit atau berikanlah siksa yang pedih kepada kami.” (Muttafaq Alaih).
Dalam hadits Abu Musa RA, Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِيْ مُوْسَى، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: النُّجُومُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ، فَإِذَا ذَهَبَتِ النُّجُومُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوعَدُ، وَأَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِي، فَإِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِي مَا يُوعَدُونَ، وَأَصْحَابِي أَمَنَةٌ لِأُمَّتِي، فَإِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِي أَتَى أُمَّتِي مَا يُوعَدُونَ
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bintang-bintang adalah penjaga bagi langit. Jika ia lenyap, maka terjadilah pada langit apa yang dijanjikan. Aku adalah penjaga bagi sahabatku. Jika aku telah tiada, maka akan terjadi pada sahabatku apa yang dijanjikan. Para sahabatku adalah penjaga umat ini. Jika mereka telah tiada, maka akan terjadi pada umat ini apa yang dijanjikan.” (HR Muslim).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr RA, Rasulullah SAW bersabda pada saat sholat khauf:
“Bukankah Engkau telah berjanji kepadaku tidak akan menyiksa mereka, sedangkan aku masih berada di tengah-tengah mereka? Bukankah Engkau telah berjanji kepadaku untuk tidak menyiksa mereka, sedangkan mereka meminta ampun.”
Sebagian umat terdahulu diberi azab yang luar biasa. Ada yang ditelan bumi, dihujani batu, dan ada pula yang ditenggelamkan dalam lautan. Namun, hal itu tidak terjadi pada umat Nabi Muhammad SAW. Azab seperti umat terdahulu tidak ada untuk umat nabi Muhammad, tapi azab yang lain masih bisa terjadi untuk umat nabi Muhammad.
Selain ada azab yang disegerakan masih ada azab, ujian dan musibah dalam bentuk lain.
Azab
Orang yang Allah SWT timpakan azab adalah mereka yang berbuat maksiat dengan harapan mereka kembali ke jalan Allah.
Misalnya, ada seorang Muslim kaya raya tetapi sering berbuat maksiat. Atas kemaksiatannya itu Allah timpakan azab berupa penyakit yang tidak ada obatnya seperti kanker.
Ketika datang penyakit, Muslim tersebut sadar atas segala dosa yang telah diperbuatnya sehingga ia pun sadar dan menghabiskan masa hidupnya dengan berbuat kebaikan di jalan Allah. Maka itu lah yang disebut azab.
Ujian
Ujian adalah sesuatu yang sifatnya bisa menyenangkan tetapi juga bisa menyulitkan. Artinya, kenikmatan juga bisa disebut cobaan dari Allah SWT.
Seperti halnya, kita punya harta banyak itu adalah ujian. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla berfirman: “Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu” [Ali ‘Imran/3: 186]
Musibah
Sesungguhnya musibah itu sesuatu yang dibenci oleh manusia yang bisa berupa kehilangan, sakit, menderita, dan sebagainya.
Perlu diketahui bahwa ujian dan musibah itu adalah suatu hal yang ditimpakan kepada orang yang beriman yang merupakan bagian dari takdir Allah Yang Maha Bijaksana.
Allah ta’ala berfirman: “Tidaklah menimpa suatu musibah kecuali dengan izin Allah. Barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan berikan petunjuk ke dalam hatinya.” (Qs. at-Taghabun: 11)
Untuk itu tingkatkan doa agar selalu mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Doa yang dibacakan pada akhir tahiyat akhir;
اللهم إني أعوذ بك من عذاب القبر ومن عذاب النار ومن فتنة المحيا والممات ومن فتنة المسيح الدجال
Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabinnaari jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal.”