Penggunaan smartphone dikalangan remaja seperti menjadi sebuah pedang bermata dua. Di satu sisi penggunaan smartphone membawa dampak positif yang signifikan, seperti mempermudah dalam pencarian, mempermudah hidup dan membuat hidup menjadi lebih simpel, karena semua hal bisa diakses hanya dalam genggaman tangan. Namun di sisi yang lain smartphone juga menjadi biang keladi malasnya remaja dan juga membuat santri lupa akan waktu shalat dan beribadah.
Penggunaan smartphone juga kadang menjadi momok bagi santri dalam menghafal Al Qur’an, meskipun ada beberapa orang yang masih bisa bijaksana terhadap dirinya sendiri dan membagi waktu antara smartphone dan murajaah Al Qur’an, tapi tidak semua santri itu sama. Maka dari itu Pesantren Siswa Al Masoem (PSAM) menegaskan bahwa setiap santri dilarang membawa smartphone.
Tidak hanya Pesantren, Siswa Full Day juga dilarang membawa Smartphone
Bukan hanya santri pesantren Al Masoem yang dilarang membawa smartphone, tapi siswa Al Masoem juga tidak diperbolehkan membawa smartphone. Jika memang ditemukan membawa smartphone ke sekolah, maka smartphonenya akan disita sampai waktu pulang sekolah itupun jika wali kelas yang menemukan. Lantas bagaimana jika guru lain yang menemukan? tentu saja ini akan dijadikan poin pelanggaran bagi siswa tersebut. Sanksinya berupa poin pelanggaran dan juga sanksi bagi wali kelas siswa tersebut.
Itu juga jika siswa tersebut baru pertama kali ditemukan membawa smartphone ke sekolah, jika ketahuan kedua kali dan lebih, maka sesuai perjanjian di awal saat pendaftaran sekolah smartphone yang dibawa siswa akan disita dan disumbangkan ke lembaga Amil Zakat Musaadatul Ummah Bandung untuk dicairkan dan hasil penjualan smartphone sitaan itu akan diberikan kepada mereka yang membutuhkan.
Membawa Smartphone ke sekolah bukan pelanggaran berat, tapi tetap sangat merugikan
Membawa smartphone ke sekolah memang bukan pelanggaran berat, tapi efek dominonya sangat banyak terutama untuk siswa lainnya. Salah satunya adalah akan adanya kecemburuan sosial dari siswa lainnya, selain itu juga dapat mengganggu proses kegiatan belajar mengajar, membawa smartphone ke sekolah juga dapat menciptakan kasta dari siswa yang membawa smartphone dengan brand bagus dan yang brand pasaran, selain itu juga kami meminimalisir akan ada tindakan kriminal karena adanya kesempatan siswa lainnya untuk memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada untuk melakukan tindakan yang tidak diinginkan. Maka dari itu penggunaan smartphone sangat dilarang di Al Masoem.
Jangankan siswa, bahkan guru dan staf pengajar Al Masoem pun tidak boleh menggunakan smartphone di dalam kelas ketika waktu mengajar. Jika memang harus membawa guru tersebut wajib menonaktifkan smartphonenya. JIka tidak, guru tersebut sudah mencontohkan hal yang tidak baik dan wajib diberikan sanksi dari Yayasan.
Smartphone tidak diperbolehkan, Bagaimana dengan Handphone?
Ada perbedaan antara smartphone dan handphone, smartphone merupakan telepon pintar yang dimana didalamnya memiliki perangkat lunak berbasis komputer, selain itu juga smartphone dijalankan dengan sistem operasi yang penggunaannya tidak hanya sebagai alat komunikasi akan tetapi juga bisa berguna untuk mempermudah hidup manusia. Karena dengan smartphone ini, semua hal bisa diakses dengan mudah oleh sang user atau pengguna.
Sedangkan Handphone merupakan perangkat keras yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi jarak jauh. Maka dari itu handphone pada umumnya hanya bisa digunakan untuk telepon dan mengirim pesan singkat saja.
Yang tidak diperbolehkan dibawa ke sekolah dan asrama adalah smartphone, atau telepon pintar yang memiliki kriteria seperti berikut :
- Memiliki kamera
- Bisa mengakses internet
- Memiliki Wifi dan konektivitas bluetooth atau wireless
- Memiliki sistem operasi seperti Android, IOS, Harmoni OS, Windows OS dan lain sebagainya
Meskipun ada beberapa handphone yang memiliki kamera tetap tidak diperbolehkan. Jika memang mau membawa handphone, hanya handphone yang benar benar hanya bisa digunakan untuk komunikasi saja. Jika ada kamera atau memiliki konektivitas bluetooth tidak diperbolehkan.
Bagaimana jika santri tidak membawa handphone sama sekali?
Tentu saja diperbolehkan, bahkan bagus karena santri tidak akan terganggu terutama dalam murajaah Al Qur’annya. Karena meskipun santri tidak membawa smartphone, wali santri tetap akan membantu proses komunikasi antara santri dengan orang tua. Selain itu juga wali santri memang berperan aktif memberikan informasi tentang putra putri bapak dan ibu yang berasrama di Al Masoem. Sedangkan ketika siang hari Wali kelas sebagai penanggung jawab komunikasi siswa dengan orang tua.
Santri Boleh juga membawa smartphone jika memang sangat dibutuhkan
Al Ma’soem sekolah yang terkenal dengan prestasinya, ada beberapa santri yang memang mengikuti ekstrakurikuler Robotic. Ekstrakurikuler robotika ini terkadang mengharuskan membawa smartphone sebagai salah satu alat untuk membantu proses belajar dan ekstrakurikuler, jika memang seperti itu maka Yayasan tidak bisa melarang siswa dan santri membawa smartphone.
Namun tetap ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti :
- Smartphone harus dititipkan di wali kelas atau pembimbing ekstrakurikuler biar lebih aman
- Harus ada laporan dari pembimbing ekstrakurikuler
- Harus ada izin juga dari kesiswaan
- Tidak boleh digunakan selain di jam ekstrakurikuler
- Jika melanggar maka akan diberikan sanksi poin pelanggaran
Penggunaan smartphone di kalangan santri dan siswa jelas sangat mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu Al Masoem jelas sangat melarang santri untuk membawa smartphone, tapi dibalik itu bukan hanya kebijakan sepihak saja, tapi pelarangan santri membawa smartphone diganti dengan berbagai macam kegiatan dan fasilitas di pesantren yang dapat dimanfaatkan siswa untuk bisa mengembangkan minat dan bakatnya. Jadi meskipun tanpa smartphone, santri Al Masoem tetap bisa produktif dan tetap bisa betah di pondok pesantren Al Masoem.