Pendaftaran calon siswa setiap sekolah berbeda beda, namun sudah jadi ciri khas Al Masoem jika membuka gelombang awal pendaftaran calon siswa pada 1 Agustus atau setahun sebelum tahun ajaran baru dimulai
Al Ma’soem sekolah terbaik di Jawa Barat, sekolah yang menyajikan berbagai macam program didikan bagi siswa dan santrinya. Kenapa harus siswa dan santri? Karena pada dasarnya Al Masoem menyediakan 2 opsi pendidikan yaitu Fullday atau sekolah reguler dan Boarding atau sekolah berpesantren. Dimana Boarding dan Fullday ini memiliki beberapa perbedaan, perbedaan yang paling mencolok adalah dari segi kurikulum dan pembelajaran yang disajikan, dimana untuk santri di boarding atau asrama akan diberikan pendidikan agama yang lebih mendalam lagi salah satunya adalah Kitab Kuning.

Perbedaan lainnya adalah fasilitas dan biaya masuk yang dimana boarding memang lebih tinggi, maka dari itu Ketua Yayasan selalu berpesan kepada semua siswa dan santri Al Ma’soem untuk tidak hanya sekolah hanya untuk belajar apalagi main main. Karena biaya masuk Al Masoem itu mahal, maka dari itu Ketua Yayasan berpesan agar siswa dan santri Al Masoem bisa berperan aktif dalam setiap ekstrakurikuler dan berbagai macam program yang diberikan di Al Masoem agar ketika lulus siswa tersebut memiliki skill dan memiliki prestasi yang bisa membanggakan orang tua.
Ketua Yayasan juga selalu berpesan, jika memang siswa dan santri ingin sekolah hanya sekolah lebih baik jangan mendaftar ke Al Masoem, karena itu hanya akan merugikan siswa dan santri itu sendiri dengan membuang buang waktu secara percuma dengan biaya yang cukup tinggi, yang membuat prihatin adalah orang tua yang sudah membiayai putra putrinya ke Al Masoem, maka Ketua Yayasan berharap jika siswa Al Ma’soem ketika sudah berstatus sebagai pelajar untuk bisa memaksimalkan potensi dirinya.

Maka dari itu demi terciptanya dan maksimalnya minat dan bakat siswa, kami menyediakan berbagai macam fasilitas, kami memberikan peluang kepada siswa dan santri yang ingin mengembangkan minat dan bakatnya karena sekolah itu hanya akan membatasi ketika siswa keluar dari jalur yang salah, tapi jika siswa ingin berkreasi secara positif sekolah tentu saja akan sekolah dukung.
Dukungan sekolah tidak hanya dengan memberikan fasilitas bagi siswa dan santrinya saja, tapi juga memberikan kebebasan kepada siswa terutama organisasi siswa dan dewan santri untuk memaksimalkan kegiatan kegiatan yang dapat membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Sekolah juga memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengekspresikan diri mereka sendiri, maka pada setiap kegiatan yang diadakan oleh sekolah ataupun pesantren Al Masoem siswa dan santri selalu dilibatkan agar mereka bisa mengembangkan minat dan bakatnya.

Sebagai contoh, dalam kegiatan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) siswa dan santri yang berminat pada Paduan Suara selalu diizinkan tampil di acara PHBI, begitu juga siswa yang berminat pada photografi, tarik suara, public speaking dan lain sebagainya.
Dengan melibatkan siswa seperti ini, siswa bisa mengeksplor minat dan bakatnya sendiri, siswa juga bisa melepas kreatifitasnya dengan acara OSIS yang selalu dilaksanakan setiap Selasa sampai Kamis di Amphitheater SMA, dimana pada jam istirahat anggota OSIS dan MPK memberikan berbagai macam pertunjukan seperti musikalisasi puisi, akustik, olah vokal dan berbagai macam kegiatan lainnya. Tentu saja acara seperti ini dimonitoring oleh pihak BK dan Guru SMA Al Masoem sehingga tidak akan ada pelanggaran yang tercipta.
Program seperti ini menunjukan bahwa Al Masoem memang sekolah yang tidak membatasi kreativitas siswa selama itu memang kreativitas yang positif. Tapi dibalik itu juga Al Masoem sekolah yang tegas terutama ketika terjadi pelanggaran, pihak BK tentu saja tidak akan tinggal diam begitu saja. Pelaku pelanggaran ini juga tidak pandang bulu, baik dia siswa berprestasi atau pun anggota OSIS dan MPK jika memang melanggar peraturan maka dengan tegas Al Ma’soem memberikan sanksi poin.

Punishment seperti ini sangat penting diciptakan di sekolah agar siswa dan santri mengetahui batasan mereka sebagai seorang pelajar, selain itu juga punishment di sekolah sebagai bentuk pembelajaran intropeksi diri siswa agar lebih mengetahui kesalahan mereka.
Tentu saja sistem poin pelanggaran ini tanpa menggurui dan tanpa membuat siswa yang melanggar malu. Karena Al Masoem memiliki prinsip, jika memang ada siswa yang melanggar maka siswa tersebut akan dibawa ke ruang BK untuk diinterogasi dan diberitahukan kesalahannya dan diberikan poin pelanggaran. Tidak ada siswa disetrap di depan kelas atau di tengah lapangan demy siswa menjadi malu. Tidak, karena itu bukan didikan tapi proses mempermalukan manusia yang melakukan kesalahan. Al Ma’soem bukan sekolah yang seperti itu. Karena kami sekolah ramah anak, kami anggap semua siswa adalah anak anak kami, maka sebisa mungkin kami tutupi kekurangan mereka dan menegur mereka secara baik baik.