Img 5305

Menghindari DBD di Al Masoem: Fogging Seluruh Area Pesantren Putra dan Pesantren Putri

Musim hujan memang belum tiba di Indonesia, namun meski begitu musim kemarau seperti sekarang ini seringkali tetap membawa kekhawatiran akan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Di tengah musim kemarau seperti ini, Pondok Pesantren Al Masoem di Sumedang, Jawa Barat, mengambil langkah proaktif untuk mencegah penyebaran DBD dengan melakukan fogging di seluruh area pesantren putra dan pesantren putri.

Kegiatan fogging ini dilakukan pada hari Sabtu (11/05)  dan melibatkan tim profesional dari dinas kesehatan setempat. Fogging dilakukan di seluruh area pesantren, termasuk asrama santri, ruang kelas, masjid, dapur, dan tempat-tempat lain yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Menurut Pimpinan Ponpes Al Ma’soem, Bapak Ustadz Asep Abdul Halim S.Sos., M.M, fogging ini merupakan salah satu upaya pesantren untuk menjaga kesehatan para santri dan seluruh civitas academica. “Kami ingin memastikan bahwa lingkungan pesantren terhindar dari nyamuk DBD, sehingga santri dapat belajar dan beraktivitas dengan nyaman,” ujar Bapak Ustadz Asep Abdul Halim S.Sos., M.M.

Pimpinan Pesantren Al Masoem juga mengungkapkan bahwa meskipun di musim kemarau seperti saat ini, DBD di Indonesia tetap tinggi bahkan dari beberapa sumber yang kami dapatkan dan seperti dikutip dari kemenkes.go.id diungkapkan bahwa Tercatat per 1 Maret 2024 terdapat hampir 16.000 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di 213 Kabupaten/Kota di Indonesia dengan 124 kematian.

Demi meminimalisir semua itu, dan demi kenyamanan santri di pondok pesantren putra dan pondok pesantren putri, Al Masoem melaksanakan fogging. “Fogging adalah bentuk ikhtiar kita untuk mencegah dan menghindari santri putra dan santri putri kita di Al Masoem,” ungkapnya.

Selain fogging, kami juga melaksanakan 3M yang memang rutin kita laksanakan setiap waktu seperti menutup penampungan air, Menguras bak Mandi dan juga Mendaur ulang kembali barang bekas. Dan hal ni memang sudah di lakukan Al Masoem sejak lama terutama dalam pemanfaatan barang bekas menjadi barang bernilai jual yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

Fogging ini disambut baik oleh para santri dan orang tua mereka. Radhiatul Azmi, salah satu santri di pesantren, mengatakan bahwa dia senang dengan fogging ini. “Saya merasa lebih aman dan tenang karena tahu bahwa lingkungan pesantren terhindar dari nyamuk DBD,” katanya.

Selain fogging, Pondok Pesantren Al Masoem juga melakukan berbagai upaya lain untuk mencegah DBD, seperti:

  • Melakukan 3M Plus: Menguras, Menutup, Mengubur, Plus (memelihara ikan pemakan jentik nyamuk).
  • Membersihkan lingkungan pesantren secara rutin.
  • Menyediakan tempat sampah yang tertutup.
  • Memberikan edukasi kepada para santri tentang DBD.

Pimpinan Ponpes Al Masoem menghimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya di Sumedang, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD. “DBD dapat dicegah dengan langkah-langkah yang sederhana. Mari kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan 3M Plus di rumah masing-masing,” ujarnya.

Fogging di Pondok Pesantren Al Masoem merupakan contoh yang baik dalam upaya pencegahan DBD. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi pesantren-pesantren lain dan masyarakat umum untuk lebih peduli terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungan.

Berikut beberapa tips untuk menghindari DBD:

  • Gunakan kelambu saat tidur.
  • Pakai pakaian lengan panjang dan celana panjang saat beraktivitas di luar ruangan.
  • Gunakan obat nyamuk.
  • Hindari tempat-tempat yang banyak nyamuk.
  • Segera periksa ke dokter jika mengalami gejala DBD, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam kulit.

Dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat, kita dapat mencegah DBD dan penyakit lainnya.