Barbershop al masoem

Larangan Siswa Berambut Gondrong di Sekolah

Kenapa rambut siswa tidak boleh gondrong? Apa hubungan rambut gondrong dengan pembelajaran? Kenapa guru selalu sibuk mengejar ngejar siswa yang berambut gondrong? Kenapa siswa tidak boleh memiliki rambut panjang?
Unik namun inilah pendidikan di Indonesia, dimana sebagai negara maritim yang penuh dengan tata krama dan menjadikan fisik sebagai sebuah hal yang dapat dinilai oleh masyarakat. Orang urakan dianggap sebagai orang yang tidak beradab, orang yang memiliki tato dianggap preman, orang yang menggunakan baju yang sama setiap waktu dianggap sebagai orang yang kurang mampu, dan dimana Iphone menjadi standar kesuksesan seseorang. Memang unik namun begitulah budaya kita, sehingga dalam dunia pendidikan pun siswa yang gondrong dijadikan sebagai bahan simulasi guru untuk belajar menjadi tukang cukur dadakan. Lantas apa hubungannya rambut gondrong bagi siswa dengan pembelajaran? Tidak ada. Rambut gondrong tidak akan mempengaruhi nilai dan tidak akan mempengaruhi daya serap otak siswa dalam proses belajar mengajar, rambut gondrong juga tidak akan mempengaruhi kualitas seorang siswa untuk berprestasi. Memang tidak akan tapi, ini bukan masalah seberapa pengaruh rambut dengan kegiatan belajar mengajar, tapi tentang bagaimana seorang siswa selayaknya berpenampilan. Dan berikut adalah rangkuman dan 4 alasan kenapa sekolah melarang siswa berambut panjang atau gondrong : 

Rambut gondrong identik dengan budaya barat

Rambut gondrong identik dengan tidak rapi, sedangkan siswa sudah selayaknya berpenampilan rapi, Rambut gondrong juga identik dengan budaya barat sedangkan kita dari dulu anti dengan budaya barat. Tidak percaya? Bagaimana Presiden Soekarno tidak menyukai Band The Beatles dan Bung karno menganggap The Beatles sebagai simbol produk negara barat. Sampai-sampai The Beatles mendapat julukan dari Soekarno sebagai band “ Ngak Ngik Ngok” saat ia diwawancarai NBC di sekitar tahun 1965.

Tidak hanya itu kebencian Bung Karno pada budaya barat ini juga membuat salah satu band legendaris Indonesia “Koes Plus” pernah masuk bui semua personilnya tepatnya pada tanggal 29 Juni 1965 karena dianggap terlalu kebarat-baratan setelah sempat membawakan lagu The Beatles, Koes Bersaudara dijebloskan ke penjara Glodok. Mereka dibui begitu saja tanpa melalui proses pengadilan terlebih dahulu. Alasan ini juga yang digunakan kenapa rambut anak sekolah jangan gondrong, karena ini memiliki sejarah yang panjang yang jarang diketahui oleh anak anak generasi Z. Rambut panjang yang menjadi simbol atau budaya barat ini yang dari masa ke masa secara tidak langsung dianggap sebagai hal yang tabu, sehingga munculah hingga hari ini peraturan bahwa siswa tidak boleh berambut gondrong apalagi panjang.

Rambut panjang identik dengan para penjajah Jepang di Masa lalu

Indonesia memiliki kenangan pahit dengan penjajahan, 360 tahun (katanya, kata Bung Karno bukan kata saya) kita dijajah oleh Belanda, kemudian selama 3 tahun Jepang menjajah negara kita hingga akhirnya kita bisa lepas dari semua penjajahan karena “hadiah” dari sekutu. Setelah Jepang menyerahkan diri kepada sekutu, kita masih saja didatangi oleh orang orang luar yang ingin menjajah Indonesia, hingga akhirnya banyak sekali polemik yang bisa membuat kita menjadi negara seperti saat ini. Penjajah Jepang yang menurut sejarah jauh lebih bar bar daripada Belanda. Mereka (tentara dan kaisar Jepang) memiliki ciri fisik berambut panjang. Rambut panjang ini juga yang akhirnya menjadikan siswa yang berada di sekolah dilarang untuk berambut panjang terutama untuk laki laki, alasannya karena rambut panjang mengingatkan orang orang zaman dulu kepada kaisar kaisar Jepang yang terkenal kejam. Ketakutan dan kenangan masa lalu itu juga yang membuat kenapa para pelajar yang berambut panjang dianggap buruk padahal gak semuanya seperti itu.

Identitas gender dan image yang sudah terbentuk dari jaman dulu bahwa laki laki harus berambut pendek begitu juga sebaliknya

Ini sudah menjadi etiket. Beda dengan etika yang berhubungan dengan hal baik/benar atau buruk/salah secara umum, etiket adalah mengenai hal yang baik/benar atau buruk/salah di mata masyarakat. Rambut panjang menjadi benar di mata masyarakat jika itu wanita, dan salah jika itu pria. Karena kita hidup dalam masyarakat, ada baiknya kita mengikuti hal yang sudah “ditetapkan” masyarakat agar bisa berbaur. Yang pasti intinya adalah dimana kaki berpijak disana langit dijunjung yang artinya adalah seseorang sudah sepatutnya mengikuti atau menghormati adat istiadat yang berlaku di tempat tinggalnya. Karena kita tinggal di Indonesia yang memang identik dengan 2 gender, maka sudah selayaknya jika setiap laki laki memiliki rambut yang tidak panjang karena menyerupai wanita. Ya mungkin tidak apa ketika anda sudah beranjak dewasa dan sudah berbaur dengan masyarakat luas, tapi berbeda jika anda masih dalam lingkungan sekolah.

Rambut gondrong di alam tropis seperti indonesia tidak cocok terutama bagi laki laki

Jika kita melihat dari sudut pandang lain, alam tropis indonesia juga menjadi salah satu alasan kenapa sekolah melarang siswa laki laki untuk memanjangkan rambutnya, alasannya adalah karena iklim Indonesia yang tropis yang membuat rambut laki laki yang panjang akan lebih mudah gerah apa lagi di sekolah banyak kegiatan yang memang harus dilakukan secara fisik, berfikir yang keras di sekolah juga dapat mempengaruhi kegairahan seorang siswa laki laki. Di tambah siswa laki laki biasanya kurang merawat rambut, bayangkan saja jika rambut laki laki dibolehkan panjang atau gondrong akan semrawut gimana?  Berbeda dengan perempuan yang lebih bisa menjaga rambut dan kesehatan rambutnya yang membuat perempuan diizinkan untuk memanjangkan rambut. Selain itu juga kembali ke poin sebelumnya bahwa rambut panjang adalah identitas perempuan, bukan laki laki.

Di Al Masoem siswa tidak boleh berambut panjang, tapi guru juga tidak memiliki hak untuk mengejar ngejar siswa untuk memotong rambutnya secara manual atau potong sendiri karena kami memiliki prinsip untuk tidak melakukan hukuman fisik. Maka dari itu kami biasanya memberikan opsi bagi siswa atau santri yang berambut gondrong untuk mencukur rambutnya sendiri ke barber dengan catatan nama mereka ditulis dalam buku siswa jika keesokan harinya belum dipotong siswa tersebut akan diberikan sanksi poin dan opsi kedua adalah siswa tersebut akan diberikan kesempatan untuk memotong rambutnya ke barbershop Al Ma’soem, perlu diketahui juga Al Masoem bekerja sama dengan barbershop profesional untuk memberikan fasilitas potongan rambut bagi siswa gondrong dengan gaya rambut khas Al Ma’soem yang pastinya lebih rapi dan lebih bagus daripada potongan guru BP. Selain itu bagi siswa Al Masoem juga ada diskon pelajar hingga 30%, fasilitas ini sudah dibuka dari awal bulan Oktober kemarin.