Agar tidak ketinggalan dalam pembentukan kesiagaan dalam menghadapi bencana seperti yang telah dilakukan para peserta didik SD dan SMP Al Ma’soem beberapa waktu lalu, para peserta didik SMA Al Ma’soem mengikuti Sosialisasi Mitigasi Bencana yang diberikan oleh para petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (2/4) kemarin.
Para staff pengelola dan pengajar serta seluruh peserta didik SMA Al Ma’soem mengikuti kegiatan ini dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan komunitas SMA Al Ma’soem dalam menghadapi bencana. Menurut GM Umum Yayasan Al Ma’soem Bandung, Asep Abdul Halim, S.Sos.I., M.M., simulasi yang dilangsungkan baru kepada simulasi gempa bumi saja.
“Untuk saat ini kita melakukan simulasi gempa bumi, dan semoga kedepannya kami bisa melakukan simulasi bencana lainnya. Tujuanya untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada pengajar, siswa, orangtua siswa serta elemen lainnya yang terlibat untuk lebih memahami ancaman bencana di sekolah,” ungkapnya.
Dalam sosialisasi mitigasi bencana tersebut tersebut petugas BNPB, Firdaus Thenu mengatakan, perubahan paradigma dari tanggap darurat menjadi siaga bencana, bahwa bencana tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus diterima begitu saja. Tetapi, juga bisa diantisipasi kejadian bencana, korban dan diminimalisir dampaknya.
“Edukasi bencana sangat perlu dilakukan sebagai pembelajaran dan perkenalan awal pada mitigasi bencana diharapkan dengan sosialisasi ini para siswa-siswa ini dapat menambah pengetahuannya dibidang bencana dan selalu siap dalam menghadapi bencana dan mengetahui tindakan yang harus dilakukan saat evakuasi terjadi,” katanya.
Semoga dengan berbagai sosialisasi serta program mitigasi bencana untuk lingkungan sekolah yang sudah dilangsungkan di Yayasan Al Ma’soem Bandung, dapat memberikan manfaat dalam perkembangan dan menciptakan sekolah aman bencana.
Untuk rencana kedepannya Al Ma’soem berencana untuk membentuk tim siaga bencana yang akan bertugas di sekolah (SD, SMP dan SMA), supaya saat terjadi bencana akan tahu apa yang harus dilakukan. Dengan begitu tim dapat melakukan identifikasi, pemetaan ancaman bencana dan melakukan simulisai yang dibutuhkan untuk membangun awareness komunitas yang ada.