Beberapa gejala-gejala penyakit sosial di dunia pendidikan atau masyarakat pada umumnya yang perlu dicermati :
Gejala-gejala penyakit diatas, dapat diakibatkan oleh landasan pendidikan yang tidak agamis, atau tidak berlandaskan pada nilai – nilai luhur yang berdasarkan kepada agama. Bisa juga orientasi pendidikan hanya mementingkan kognitif semata, sehingga tak heran akan muncul fenomena penyimpangan perilaku. Jika kita mau menengok ke belakang sejenak saja, para karuhun kita ternyata memiliki filosofi pendidikan yang luhur.
Filosofi pendidikan tersebut telah berhasil membawa kemakmuran pada jamannya. Bahkan menurut Stephen Openheimer dalam bukunya yang berjudul Sundaland, Tatar Sunda merupakan salah satu pusat peradaban di dunia. Adapun filosofi pendidikan yang dimaksud adalah cageur, bageur, bener, pinter tur singer. Para pendiri Yayasan Al Ma'soem Bandung (YAB) merasa perlu untuk menyederhanakan filosofi pendidikan itu, maka jadilah motto YAB menjadi Cageur – Bageur - Pinter.
Cageur mengandung arti bahwa anak harus sehat secara jasmani dan rohani. Dalam hal ini pendidikan harus mampu membentuk insan yang sehat secara lahir maupun batin. Adapun bageur mengandung arti bahwa pendidikan diarahkan untuk membentuk karakter peserta didik yang berakhlak mulia. Para pendiri YPAM menyadari betul pentingnya penanaman nilai-nilai akhlak sejak dini.
Bagi mereka, akhlak peserta didik merupakan pondasi awal yang harus dibangun sebelum anak diberikan ilmu pengetahuan maupun keterampilan. Kata pinter mengandung makna bahwa anak haruslah memiliki pengetahuan yang memadai sebagai bekal dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat nanti. Artinya selain memiliki kecerdasan akademik, anak juga dituntut untuk memiliki pemahaman agama yang memadai.
YAB dengan konsep pesantrennya, bertujuan mempesantrenkan pendidikan modern dan memodernkan pesantren. Karena pesantren berfungsi sebagai lemari es dalam mempertahankan nilai-nilai agama dalam zaman modern sekarang ini. Oleh karena itu motto YAB Cageur Bageur Pinter, dan Pesatren pendidikan formalnya, merupakan lembaga pendidikan sebagai pilihan alternative, yang diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi penyakit-penyakit sosial yang berkembang di masyarakat. Mohamad Mustadjab adalah Pengajar Matematika SMA Al Ma’soem.